JAKARTA, selebritis.id – Afrika mengumumkan wabah virus Marburg keduanya tahun ini. Wabah tersebar luas di Tanzania.
Setidaknya delapan infeksi dan lima kematian telah terjadi dalam wabah kedua virus tersebut di negara Tanzania, Afrika Timur. Pada 21 Maret, pejabat kesehatan mengumumkan wabah Marburg setelah wabah pertama di benua itu pada 25 Februari, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Merupakan demam mematikan dan disebut ‘sepupu’ Ebola yang menyebabkan sekitar 11.325 kematian dari tahun 2014 hingga 2016 di Afrika Barat. Menurut WHO, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Guinea Ekuatorial mengumumkan kematian beberapa orang dengan kemungkinan gejala mirip demam berdarah pada 7 Februari 2023. Uji reaksi berantai polimerase (RT-PCR) pada sampel memberikan hasil yang positif untuk virus Marburg pada 12 Februari 2023, di Institut Pasteur di Dakar, Senegal.
Laboratorium kesehatan masyarakat nasional Tanzania telah mengkonfirmasi bahwa wabah yang pertama kali dilaporkan minggu lalu disebabkan oleh Marburg. Setidaknya 161 kontak dekat sedang dipantau.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah untuk segera meningkatkan langkah-langkah pengendalian untuk menghentikan penyebaran virus dan mengakhiri wabah secepat mungkin,” kata direktur regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti dalam sebuah pernyataan.
Moeti melanjutkan, negara-negara di Afrika sudah berpengalaman menangani virus, antara lain Covid-19, demam berdarah, dan kolera. Penyakit virus Marburg (MVD), sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah Marburg, adalah virus mematikan dengan perkiraan tingkat kematian sekitar 50 persen.
Artinya, satu dari dua orang yang terinfeksi kemungkinan besar akan meninggal. Virus menyebar melalui kontak langsung, darah, sekresi, cairan tubuh, atau kontak dengan permukaan dan bahan yang terinfeksi.
Jika terinfeksi virus, gejala berkembang dengan cepat. Beberapa gejala termasuk demam tinggi, merasa tidak enak badan, diare parah, nyeri otot dan banyak lagi. Banyak orang yang terinfeksi juga mengalami manifestasi perdarahan yang fatal antara hari kelima dan ketujuh.
Tidak ada vaksin atau pengobatan untuk virus ini, dan biasanya diobati dengan cairan oral atau intravena untuk memberikan hidrasi. Untuk saat ini, yang bisa dilakukan para ahli di Afrika hanyalah mengelola gejalanya.
Editor: Marieska Harya Virdhani
Ikuti Berita Selebriti di Berita Google
Konten di bawah ini disajikan oleh Pengiklan. Wartawan Celebrities.id tidak terlibat dalam materi konten ini.